Nov 18, 2009

La Tahzan - Jangan Bersedih (4)

Yang Berlalu Biar Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama ertinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berfikir, bekas-bekas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam ‘penjara’ pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan dalam ruang yang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, kerana masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya kembali, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu mengubahnya menjadi terang dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali. Kerana ia memang sudah tiada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tampat terbitnya, seorang bayi ke dalam perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu dan air mata ke kelopak mata? Ingatlah keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali masa lalu hanya akan memupukan masa depan, mengendurkan semangat dan mensia-siakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi sesuatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan “itu adalah umat yang lalu”. Begitulah, ketika sesuatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menepuk tepung atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: “janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya”. Dan konon, orang yang mengerti bahasa bintang, sekawanan bintang sering bertanya kepada seekor keldai begini, “mengapa engkau tidak menarik gerabak?”. “aku benci khayalan” jawab keldai.

Adalah bencana besar manakala kita mengabaikan masa depan dan justeru hanya kesibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapa pun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu. Nescaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berfikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikit pun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depann setiap kafilah akan berjalan ke depan dan segala sesuatu akan bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah melawan sunnah kehidupan!

Petikan dari buku La Tahzan- jangan bersedih...

No comments:

Post a Comment